Oct 31, 2011

Am I still a Good Brother??

Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang menyayangi adik-adiknya. Meski orangnya bawel dan suka ngatur, tapi ia selalu memperhatikan adik-adiknya. Ia akan merasa senang jika memberiku sesuatu yang membuatku senang. Ketika ia tahu aku mempunyai masalah, ia akan ikut memikirkan bagaimana menyelesaikan masalahku. Bisa ku rasakan seperti ada sebuah senyuman kecil dibalik wajahnya ketika ia berhasil membantuku.

Banyak sahabatku yang juga memiliki seorang adik. Aku sering memperhatikan bagaimana mereka menyayangi adik-adiknya. Ada yang sering mengajak adiknya ikut bergaul bersama kami. Ada yang rela menggunakan gadget kuno agar adiknya menggunakan gadget super canggih miliknya. Ada yang hampir setiap malam menelpon adiknya untuk mengetahui bagaimana kabar sang adik. Satu hal yang aku pahami adalah bahwa seorang kakak yang baik akan merasa bahagia jika berhasil membuat adiknya bahagia. Terkadang aku iri dengan mereka yang memiliki seorang adik. Aku juga ingin mempunyai seorang adik dan merasakan seperti apa bahagia yang mereka rasakan.

Suatu ketika ada seorang gadis manja yang sering merepotkanku. Gadis itu menganggapku sebagai seorang kakak yang baik yang selalu bersedia membantunya. Ya, akhirnya aku memiliki seorang adik yang baik hati dan tidak sombong. Bisa membuat seorang adik tersenyum dan mengucapkan terima kasih dengan tulus ternyata memang benar-benar membahagiakan.

Waktu terus berlalu hingga kemudian aku tersadar bahwa ternyata aku tak hanya sekedar bahagia menjadi kakak yang baik. Aku jatuh cinta padanya. Cinta adalah kesalahan terbesar yang membuatku gagal menjadi seorang kakak yang baik. Dalam sekejap semuanya menjadi rusak. Aku kehilangan seseorang yang kusayangi. Ku coba lakukan yang terbaik untuk memperbaiki keadaan, tapi ternyata ada banyak hal yang berubah dan tak bisa kembali seperti sediakala. Aku sering bertanya padanya...
“Apa aku masih jadi seorang kakak yang baik?”
Berharap menemukan jawaban yang bisa membuatku pergi dengan tenang, namun aku malah menemukan jawaban yang membuatku merasa bahagia sesaat.

Kini tak ada lagi yang bisa kulakukan untuknya. Tak ada lagi adik yang sering merepotkanku. Tak ada lagi wajah yang selalu tersenyum saat berjumpa. Lalu aku bertanya pada malaikat kecil...
“Apa aku masih jadi seorang kakak yang baik?”
“Tidak, kau bukannya harus menjadi seorang kakak yang baik, tapi kau harus menjadi seorang yang bernilai. Lakukan saja yang terbaik yang bisa kaulakukan sebagai seorang teman, sahabat, kakak atau apapun itu.” Jawab malaikat kecil

Mungkin memang begitulah kehidupan. Selalu ada yang datang dan pergi dalam hidup ini. Sambutlah mereka yang datang dan lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sampai mereka pergi dan menghilang.

Hidup adalah sebuah pilihan. Ketika kita memilih sesuatu, kita harus siap kehilangan sesuatu.
Jika ingin menghilang, menghilanglah dengan damai. Jangan pernah ragu pergi ke seberang sana.
Karna disana ada sesuatu yang jauh lebih indah.

No comments:

Post a Comment