Satu hal yang tak pernah ku pahami adalah mendoakan kebahagiaan orang paling jahat yang akan selalu kusayangi. Suatu ketika aku bermimpi melihat mereka dari kejauhan, lalu aku berdoa agar mereka bahagia bersama. Tiba-tiba ada iblis kecil menghampiriku lalu bertanya ...
“Mengapa kau selalu mendoakan kebahagiaan mereka? Bukankah sebenarnya kau ingin mendoakan perpecahan diantara mereka?”
Ya, iblis kecil ini benar! Memang sebenarnya itu yang ingin ku doakan. Tapi apa Tuhan mau mendengar doa itu? Apa Tuhan setuju dengan semua inginku? Kalaupun Tuhan setuju, apa arti bahagiaku jika ia tak bahagia? Apa arti bahagiaku jika ada lebih banyak orang yang terluka?
Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti apa itu bahagia. Aku adalah orang bodoh yang seharusnya berdoa meminta hikmat. Tapi tidak! Tidak!! Lebih baik aku memilih berdoa meminta ketulusan.
Ketulusan agar aku bisa tersenyum.
Ketulusan agar aku sanggup bertahan.
Ketulusan agar aku merelakan apa yang hilang.
Ketulusan agar aku mengiklaskan mimpi terindah yang takkan terwujud.
Ketulusan untuk terus berdoa agar mereka bahagia.
Aku berdoa semoga dia bahagia...
No comments:
Post a Comment